Selasa, 03 Juni 2014

Kenapa Allah Berikan Sifat Pelupa Pada Manusia ?


 Bismillaahirrohmaanirrohiim..
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Allah Dzat Yang Maha Sempurna, Maha Bijaksana, Maha Pengambil Keputusan Terbaik bagi hambanya. Beruntunglah mereka yang terjaga imannya, yang senantiasa mengukuhkan kualitas ibadahnya baik urusan dunia maupun akhirat, semuanya seimbang, betapa bijaknya manusia yang mampu menghargai waktunya diiringi tasbih dihatinya.

Ketika apa yang dia ucapkan hanyalah perkataan yang baik, ketika ia bertindak adalah tindakan yang bermanfaat, apa yang dia lihat adalah sesuatu hal yang tidak sia-sia lagi merugikan, setiap apa yang dia dengar dia mampu menyaringnya menjadi pelajaran di setiap perjalanan hidupnya, setiap apa yang dia masukan kedalam mulutnya didahului dengan bassmalah, dan setiap emosi yang dia rasakan mampu dikendalikannya, MasyaAllah adakah manusia semulia itu?. Manusia yang seperti itulah manusia yang selalu mengingat Tuhannya disetiap hembusan nafas dan cucuran keringatnya. Mampukah manusia dizaman yang manusianya merasa selalu benar, dan tinggi egonya memiliki sifat seperti itu?, InsyaAllah, masih banyak manusia yang terus berusaha beristiqomah, meskipun kita tidak bisa pungkiri manusia tidak lepas dari kata salah, lupa, dan khilaf.

Pernahkah anda bertanya "Kenapa Allah tidak menjadikan manusia seperti malaikat saja? bukankah ketika manusia memiliki sifat seperti malaikat dunia ini akan damai dan sejahtera, dan yang pasti selalu taat pada perintah-Nya? Kenapa harus ada dunia? kalau hanya menjadikan manusia bercerai-berai dan berakhir diantara neraka dan surga? kenapa tidak langsung saja hidup di surga, bukankah itu menjadikan kedamaian? apa sebenarnya tujuan Allah menciptakan kita dengan sifat yang lemah, pelupa, dan banyak inkar?." Pertanyaan itu tidak pantas jika tertanam dihati kita, mengapa?.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka." ( QS. Saad : 27 )

Setelah membaca ayat diatas serta terjemahannya maka jelasalah mengapa kita tidak pantas mengingkari apa yang telah Allah tetapkan kepada kita, namun tidak ada salahnya kita merenungkan apa yang menjadi perdebatan tentang penciptaan langit dan bumi serta tujuan Allah menciptakan manusia menjadi Khalifah di dunia.



Manusia Allah ciptakan dengan keistimewaan lebih dibandingkan makhluk-Nya yang lain, dari segi bentuk, indera dan logika, semuanya ditujukan agar manusia berfikir untuk apa ia diciptakan. Allah menciptakan alam semesta yang begitu tertata rapi dengan sedetail mungkin jika dicari satu persatu apa saja dan apa manfaatnya maka tidak akan pernah selsai karena luarbiasa megahnya alam semesta ini. Karena Manusia mempunyai akal logikalah seharusnya ia mampu menyadari apa tugasnya sampai Allah menganugerahi akal logika padanya (manusia), semata-mata hanya untuk beribadah pada-Nya dan menjaga setiap apa yang Allah amanahkan padanya selaku Khalifah di dunia. Namun kenapa Allah menganugerahkan sifat pelupa kepada manusia sedangkan pelupa itu identik dengan kesan buruk dan merugikan sehingga manusia lebih sering ingkar ketimbang ingat akan kewajibannya pada Allah?.

Jika Allah menciptakan sifat pelupa agar membantu manusia melupakan hal-hal dimasa lampau dan menjauhi dari yang namanya keterpurukan selanjutnya bagaimana ketika kita lupa pada sesuatu yang seharusnya kita tidak lupa? maka disanalah "Dzikir" serta "Sembahyang" diperlukan untuk meminimalisir sifat lupa. Karena ketika kita mengingat Allah maka Allah-pun akan mengingatkan kita, InsyaAllah kita akan dimudahkan untuk mengingat. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Semoga kita termasuk manusia yang berusaha selalu mengingatnya agar tetap terjaga oleh Nya. Aamiin ya rabbal 'alamiin









Tidak ada komentar:

Posting Komentar