Sabtu, 31 Oktober 2015

Otod's School Management



Entri baru setelah hampir dua tahun, karena menulis itu bagi saya bukan sekedar kepentingan tetapi sebagai alat untuk menyalurkan dan mengungkapkan hal yang terlalu panjang lebar untuk dipublikasikan, dan untuk melakukan hal itu membutuhkan waktu yang pas.

Setiap manusia pasti memiliki karakter yang berbeda, dari karakter yang berbeda akan tercipta siapa diri kita yang sebenarnya, seperti apa tipe manusia kita. Hal inilah yang membuat saya berkeinginan untuk berbagi mengenai karakter saya yang termasuk "dingin", ibu saya sendiri bilang kalau saya jutek, beliau meminta saya untuk menghilangkan raut dan sikap jutek tersebut. saya lebih senang dibilang dingin ketimbang jutek, alangkah bingungnya ketika kita memiliki kesukaan menghabiskan waktu sendiri, senyum ketika memang harus senyum, menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan dengan tanpa basa basi, marah ketika harus marah tetapi karena penyampaian hal itu terkesan dimata orang kurang mengenakan apalagi untuk orang Indonesia yang tingkat perhatian pada orang lain tinggi malah dinilai "dingin bahkan jutek". 

Ya, senang menyendiri, bisa dibilang juga tipe orang yang individualisme dalam arti tidak merugikan orang lain, bisa disebut tipe mandiri kah?. Entah kekurangan atau apa saya menyebutnya sampai-sampai saya pernah berpikir panjang mengenai hal ini, karena senang menyendiri ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-sehari saya dan satu hal yang saya lupa sampaikan di awal, kalau saya termasuk orang yang tidak suka tertekan apalagi dengan situasi yang monoton, formal dan kawan-kawannya karena hal itu hanya akan membuat jenuh dan buang-buang waktu.

Di Indonesia waktu paling lama dihabiskan bagi usia 7-24 tahun mungkin sekolah formal bagi yang ingin mencapai S1 waktu yang dibutuhkan sekitar 16 tahun lamanya. sifat saya yang lebih senang sendiri tentu harus bisa melewati masa-masa 16 tahun itu, jujur sama sekali saya tidak suka sekolah formal, kenapa? karena membosankan, jenuh, datang ke sekolah duduk, mendengarkan ceramah dari guru, diberi tugas yang rata-rata paper hanya berhubungan dengan buku sangat monoton tidak ada perkembangannya. Masih mending bagi pelajar yang memang menyukai proses belajar seperti itu, menuntut dirinya untuk bisa, apalagi jika dia cepat menangkap materi yang disampaikan oleh guru dengan teknik ceramah. Masalahnya bagaimana dengan pelajar yang dia tidak mudah menangkap materi hanya dengan mendengarkan dan melihat, bagaimana dengan pelajar yang lebih cepat tanggap dengan langsung praktik, bagaimana dengan tipe pelajar yang lebih suka belajar dan memahami pelajaran sendiri. 

Tulisan ini seluruhnya adalah opini serta keinginan saya sebagai penulis dengan mengetahui permasalahan yang ditulis diatas, ingin rasanya saya sekolah dimana sekolah itu tidak diruangan kubus dengan bangku-bangku yang rapih, saya ingin sekolah itu di ruangan terbuka dengan tutor yang benar-benar sudah ahli dibidangnya, mengaplikasikan teori langsung dilapangan, pasti ilmu itu akan berkembang dan tidak terlupakan bahkan pasti lebih bermanfaat bagi kita dan lingkungan. Maksud dari jutdul pada artikel ini "Otod's School Management" maksudnya adalah bagaimana kita bisa mendalami kemampuan belajar kita dengan mengandalkan diri sendiri tetapi tetap didampingi oleh orang yang ahli dibidangnya, sungguh saya mendambakan sekolah semacam ini.

Usia berapa yang dimaksudkan penulis untuk mengikuti sekolah ini?

Usia dimana anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, yaitu usia 7-18tahun. kenapa tidak dari usia 6 tahun? Bagi saya usia sampai 6 tahun lebih baik dididik oleh orang tuanya. untuk usia 7 tahun di sekolah impian saya, pelajar sepenuhnya bermain tetapi bukan bermain seperti main boneka, mobil-mobilan melainkan bermain yang berhubungan dengan sains mengenalkan timbal balik antara makhluk hidup dengan alam serta karakteristiknya kaitan dengan pelajarannya adalah Agama, Biologi, Geografi dan Bahasa. Usia 8 tahun mengenalkan Matematika, karena setiap hal yang berhubungan dengan kehidupan akan selalu ada perhitungannya, sistemnya masih bermain tetapi sudah ditambahkan dengan ilmu Mtematika. Usia 9 tahun sudah mengenalkan apa perbedaan dari kebutuhan dan kepentingan manusia, hal ini dikaitkan dengan pelajaran Sosial. Usia 10 tahun sudah dituntut untuk bertanggung jawab akan hidup dan kehidupan pelajar hal ini dikaitan dengan pelajaran Managemen, kenapa sudah dikenalkan managemen? karena managemen sangat membantu manusia untuk meningkatkan nilai hidupnya dengan tanpa membuang waktu dengan sia-sia, mata pelajaran dari usia 7-9 tahun terus ada sesuai level usia. Usia 11 tahun membantu pelajar untuk mengenali karakter masing-masing menyukai hal apakah dia? dan mengarahkan hal yang disukainya untuk didalami dan dikembangkan. Mata pelajaran yang berkaitan dengan hal ini adalah Psikologi, setiap anak harus bisa mengontrol pola pikirnya dan harus bisa mengontrol tindakannya untuk menyeimbangkan dengan setiap hal yang dia ingin kerjakan maka ilmu psikologi sangat membantu. Usia 12 tahun setiap pelajar dikelompokan pada penjurusan sesuai kesukaannya masing-masing yang disesuaikan dengan perkembangannya selam usia 7-11tahun, di Usia 12tahun sistemnya sudah seperti kuliah jika dia menyukai ilmu kedokteran maka sekolah akan menyiapkan tutor yang ahli dibidang ilmu ke dokteran untuk membimbing pelajar mendalami ilmu dasar kedokteran, jika menyukai ilmu berbisnis kita siapkan ahli bisnis untuk membantu pelajar menyiapkan diri menjadi seorang pebisnis dengan mempelajri ilmu-ilmu dasar bisnis, dan sebisa mungkin sekolah mampu menyiapkan tutor-tutor sesuai dengan bakat yang disukai oleh setiap pelajar. Usia 13-18 tahun adalah pendalaman karakter dan pengembangan diri untuk menyiapakan pelajar memasuki perguruan tinggi sesuai dengan jurusan yang telah dipilihnya dari usia 12 tahun, maka kemungkinan besarnya sebelum memasuki perguruan tinggipun para pelajar sudah memiliki keahlian dibidang yang sesuai yang ia impikan tanpa bermain-main. Pada usia 18 tahun pelajar sudah siap mengikuti tes masuk perguruan tinggi dengan persiapan yang sangat matang dan produktif dengan karakter sekolah yang diimpikan oleh penulis, harapan dan peluang besar adalah setiap anak mampu mewujudukan mimpinya ssuai mimpinya sejak kecil.

Dengan tutor yang dipastikan akan banyak karena menyesuaikan dengan penjurusan yang diingankan oleh setiap pelajar, seperti apa bentuk sekolah dan kelasnya?

Bentuk sekolah yang jelas harus resmi dan legal, ya tentu tuntutannya karena pasti banyak tutor untuk menyesuaikan penjurusan maka ruangan kelas harus banyak, itu hanya sekedar formalitas untuk kegiatan yang memang harus dikelas tapi sesuai dengan cita-cita penulis sekolah ini harus lebih banyak kegiatannya di luar ruangan, harus lebih banyak praktiknya. Maksud di luar ruangan nanti seperti apa? Di sekolah yang saya impikan setiap kelas hanya terdiri dari 20 siswa dan hanya ada 5 kelas saja jadi total ada 100 pelajar setiap tahunnya yang diterima. Untuk ruangan belajar di luar kelas tidak usah khawatir karena setiap kelas pasti memiliki jadwalnya masing-masing jadi tinggal disesuaikan dengan mata pelajarannya, jika Biologi dan berkaitan dengan tumbuhan maka jelas kita akan menyediakan tempat yang memang layak dijadikan tempat untuk bermain-penelitian intinya disesuaikan dengan jadwal pembelajaran, oleh karena itu pihak managemen sekolah harus banyak agar pengontrolan kegiatan sekolah baik dan teratur serta harus banyak mitra untuk dijadikan partner.

Apakah dibutuhkan ekstrakulikulier serta organisasi pada tipe sekolah ini?

Ekstrakulikuler adalah sarana dimana pelajar ingin mempelajari hal-hal diluar kegiatan beajar-mengajar, maka hal ini termasuk penting, jadi harus tetap ada karena manfaatnya juga bagus untuk pengembangan diri setiap pelajar. Setiap pelajar bisa mempelajari setiap hal meskipun ia memilih jurusan bidang bisnis tetapi jika dia ingin mempelajari ilmu antariksa maka tidak ada yang salah itulah gunanya ekstrakulikuler. setiap penjurusan harus ada organisasinya karena ini berguna untuk kegiatan pengembangan diri serta mengasah daya kompetisi dengan mengikuti lomba di dalam dan di luar sekolah.

Gambaran umum dari impian penulis mengenai sekolah  adalah seperti diatas, bagi penulis sekolah yang benar tidak dilihat dari seberapa banyak pelajaran yang dipelajari oleh pelajarnya, tapi seberapa besar sekolah itu berkontribusi mengahasilkan pelajar yang berkualitas. Belajar itu bisa dengan cara yang tidak sulit, dan penulis ingin sekali mewujudkan hal itu. Salam sukses !. Semoga suatu hari nanti, hal ini bisa terwujud, semoga dari setiap niat baik kita diwujudukan oleh Allah, aamiin.